MacBook Pro M5 vs MacBook Pro M4: Bedanya Apa dan Lebih Worth Beli yang Mana?
Admin 12/25/2025
Trust Box (TechCorner.ID)
Pembaruan: 25 Desember 2025
Ringkasnya: Kalau kamu membandingkan kelas yang setara (M5 vs M4 “base”), M5 biasanya lebih menarik karena bandwidth memori lebih tinggi dan opsi SSD lebih lega. Namun bila workflow kamu memang “pro berat” (Thunderbolt 5, bandwidth super besar, multi-display agresif, periferal banyak), MacBook Pro M4 Pro/M4 Max masih bisa lebih worth meski generasinya bukan yang terbaru.
Banyak orang mengetik “MacBook Pro M5 vs MacBook Pro M4” dengan satu tujuan: mencari pilihan paling masuk akal untuk dibeli sekarang. Tapi ada jebakan kecil yang sering bikin keputusan meleset: “M4” itu bukan satu kelas. Di lini MacBook Pro, label M4 bisa berarti M4 base, M4 Pro, atau M4 Max dan ketiganya berbeda jauh soal tenaga, bandwidth memori, konektivitas, sampai kemampuan multi-display.
Sementara itu, MacBook Pro 14 inci bertenaga M5 lebih mudah dipahami posisinya: ia menargetkan “pro harian” yang butuh laptop kencang, efisien, dan makin relevan untuk workflow berbasis AI (transkrip, ringkas dokumen, bantu coding, dan sejenisnya). Jadi, keputusan “lebih worth beli yang mana” seharusnya tidak didorong FOMO versi terbaru, melainkan kecocokan kelas chip dengan cara kamu bekerja serta ekosistem perangkat yang kamu colok setiap hari.
Di artikel kali ini, kita akan bahas perbedaan yang benar-benar terasa, bukan sekadar daftar spesifikasi. Kamu akan selesai membaca dengan jawaban yang jelas: pilih M5, pilih M4 base, atau justru pilih M4 Pro/Max tergantung kebutuhan.
Perbedaan Kunci MacBook Pro M5 vs MacBook Pro M4 dalam 60 Detik
Kalau kamu mau keputusan cepat, fokuskan pada empat titik: kelas chip, bandwidth memori, port Thunderbolt, dan batas upgrade SSD. Empat hal ini biasanya yang paling menentukan: “aman dipakai 3–5 tahun” atau “baru sadar kurang setelah seminggu.”
Tabel perbandingan cepat (yang paling sering jadi penentu)
| Poin krusial | MacBook Pro 14” M5 | MacBook Pro 14” M4 (base) | MacBook Pro 14” M4 Pro/Max |
| Bandwidth memori | 153 GB/s | 120 GB/s | 273 GB/s (Pro), 410–546 GB/s (Max) |
| Port Thunderbolt | 3× Thunderbolt 4 (40 Gb/s) | 3× Thunderbolt 4 (40 Gb/s) | 3× Thunderbolt 5 (hingga 120 Gb/s) |
| Opsi SSD maksimum | Hingga 4TB | Hingga 2TB | Hingga 4TB (Pro) / 8TB (Max) |
| Baterai (klaim) | Hingga 24 jam video / 16 jam web | Hingga 24 jam video / 16 jam web | Pro: hingga 22/14 jam, Max: hingga 18/13 jam |
Cara bacanya (biar nggak salah kaprah):
- Kalau kamu membandingkan M5 vs M4 base, M5 umumnya lebih menarik karena bandwidth memori lebih tinggi dan ruang SSD lebih lega.
- Kalau kamu membandingkan M5 vs M4 Pro/Max, M4 Pro/Max punya “paket pro” yang bisa lebih penting untuk kerja berat: bandwidth besar dan Thunderbolt 5 untuk setup periferal.
Catatan penting: “M4” itu bukan satu kelas
Di marketplace, tulisan “MacBook Pro M4” sering tidak menjelaskan apakah itu M4 base atau M4 Pro/Max. Padahal dampaknya besar:
- M4 base sudah kencang untuk banyak orang, tetapi kelasnya lebih dekat ke “portable pro” yang efisien dan nyaman dibawa.
- M4 Pro/Max masuk wilayah workstation portable: lebih siap untuk beban berat yang sustain, file proyek besar, dan periferal yang kompleks.
Jadi sebelum membandingkan harga, pastikan dulu: kamu membandingkan kelas chip yang setara atau tidak. Salah kelas = salah ekspektasi.
Chip, Performa, dan AI: Mana yang Terasa Saat Dipakai?
Spesifikasi bisa bikin silau, tapi yang kita cari adalah “terasa atau tidak” di skenario kerja nyata—ketika laptop dipakai 6–10 jam sehari.
CPU/GPU & bandwidth memori: responsif untuk harian vs tenaga mentah
Untuk kelas “base”, M5 dan M4 sama-sama punya pendekatan CPU yang mirip (kombinasi core performa dan efisiensi) serta GPU 10-core. Bedanya ada di bandwidth memori: M5 lebih tinggi, dan ini biasanya terasa saat beban menumpuk.
Contoh momen “kerasa” di penggunaan sehari-hari:
- Kamu membuka proyek desain besar (banyak layer/asset), sambil video call, sambil browser belasan tab.
- Kamu berpindah cepat antar aplikasi (Docs/Sheets, Notion, Figma, editor foto, chat kerja) dan ingin semuanya tetap responsif.
- Kamu editing video ringan–menengah dengan banyak potongan, beberapa efek, dan audio track berlapis.
- Kamu coding sambil menjalankan container/VM ringan, plus debugging, plus dokumentasi dan test.
Bandwidth memori yang lebih lega membantu sistem bernapas: switching lebih halus, risiko micro-stutter berkurang, dan “lag kecil yang sering” lebih jarang muncul. Ini bukan selalu berarti render 2× lebih cepat, tetapi lebih ke pengalaman “smooth” saat laptop dipaksa multitasking.
Namun untuk pekerjaan yang benar-benar berat (render panjang, 3D, export video besar, proyek kompleks dengan banyak efek), perbedaan yang paling terasa biasanya bukan sekadar “generasi chip”, melainkan kelas chip. Di titik ini, M4 Pro/Max bisa unggul bukan karena “lebih baru”, melainkan karena memang dirancang untuk sustain workload berat dengan bandwidth memori jauh lebih tinggi dan konfigurasi yang lebih pro.
AI workflow di 2025–2026: bukan fitur, tapi rutinitas
Di 2025–2026, AI di laptop sudah bergeser dari “coba-coba” menjadi rutinitas kerja. Jika kamu termasuk yang tiap hari memanfaatkan AI, perbandingan M5 vs M4 jadi makin relevan.
Contoh workflow AI harian yang realistis:
- Transkrip meeting → ringkas → otomatis pecah jadi action items dan follow-up.
- Ringkas dokumen panjang (proposal, kontrak, riset) → tarik poin keputusan → susun outline presentasi.
- Asisten coding: jelaskan error, refactor fungsi, buat unit test, atau bantu tulis dokumentasi.
- Pencarian semantik lokal untuk catatan: “temukan bagian yang membahas biaya, SLA, atau requirement teknis.”
Untuk pengguna yang AI-nya sudah jadi kebiasaan, M5 cenderung terasa lebih “siap masa depan”. Tetapi prinsipnya tetap sama: AI akan lebih maksimal kalau RAM dan SSD kamu memadai. Jika RAM kecil atau SSD sempit, workflow AI + multitasking tetap bisa “sesak” meski chip kencang.
Praktiknya begini: kalau kamu mulai mengandalkan AI untuk kerja harian, pertimbangkan konfigurasi yang aman (RAM cukup, SSD tidak mepet), baru kemudian pilih generasi chip yang cocok.
Port, Layar, dan Baterai: Tiga Hal yang Sering Menentukan
Banyak orang menyesal bukan karena CPU, tapi karena port dan setup meja kerja ternyata tidak cocok dengan kebiasaan.
Thunderbolt 4 vs Thunderbolt 5: kapan bedanya benar-benar terasa?
Pada MacBook Pro 14 inci, kelas base (M4 base dan M5) umumnya berada di Thunderbolt 4. Sementara kelas lebih tinggi (M4 Pro/Max) membawa Thunderbolt 5 dengan bandwidth lebih besar.
Kapan Thunderbolt 5 itu “kerasa banget” (bukan sekadar angka)?
- Kamu pakai SSD eksternal super cepat sebagai “scratch disk” editing.
- Kamu pakai dock kelas pro yang menampung banyak perangkat sekaligus.
- Kamu sering transfer data proyek besar dari storage eksternal.
- Kamu membangun meja kerja dengan banyak periferal (monitor, storage, capture, hub, audio interface) dan sensitif pada bottleneck bandwidth.
Kalau kebiasaan kamu hanya colok charger + satu monitor + sesekali SSD, Thunderbolt 4 biasanya sudah cukup. Tetapi kalau kamu sedang membangun workstation portable dan periferal kamu sudah serius, Thunderbolt 5 pada M4 Pro/Max bisa jadi alasan kuat memilih “kelas pro” meski generasinya bukan yang terbaru.
Baterai dan mobilitas: angka klaim vs realita pemakaian
Untuk mobilitas, kelas base cenderung lebih “tenang”: baterai awet dan bobot relatif ringan. Namun penting dicatat: angka baterai biasanya adalah klaim pengujian tertentu, bukan jaminan untuk semua pola pemakaian.
Faktor yang paling sering mengubah baterai:
- kecerahan layar tinggi,
- video call berjam-jam,
- aplikasi kreatif aktif terus,
- proses background (sync, indexing, export),
- penggunaan monitor eksternal,
- kondisi baterai seiring usia pemakaian.
Jadi, meski klaim baterai terlihat mirip di atas kertas, pengalamanmu bisa berbeda tergantung kebiasaan. Prinsip aman: jika kamu mengejar “portable pro” yang nyaman dipakai lama tanpa charger, kelas base (M5 atau M4 base) biasanya lebih ideal. Jika kamu mengejar performa maksimal (Pro/Max), wajar jika ada trade-off di baterai—karena mesin memang dipakai untuk kerja berat.
Harga, Value, dan Rekomendasi Beli Paling Masuk Akal
Bagian ini inti dari artikel: bukan siapa yang paling kencang, tapi siapa yang paling worth untuk kebutuhanmu dan uangmu.
Rekomendasi cepat berdasarkan profil pengguna
1) Mahasiswa, pekerja hybrid, dan “pro harian” (dokumen, riset, presentasi, multitasking):
- Pilih MacBook Pro M5 jika kamu ingin mesin yang lebih siap menghadapi rutinitas AI harian dan mengincar opsi SSD yang lebih lega (kalau kamu tipe simpan file lokal).
- Pilih MacBook Pro M4 base jika kamu menemukan harga yang jauh lebih hemat dan kebutuhanmu tidak menuntut batas SSD yang tinggi.
2) Kreator konten ringan–menengah (editing rutin, desain intens, multitasking berat):
- M5 umumnya lebih menarik dibanding M4 base karena ruang bandwidth memori lebih lega, sehingga aktivitas “berat tapi harian” terasa lebih mulus.
- Namun jika kamu sering proyek besar (footage banyak, export berat, efek kompleks), kelas M4 Pro/Max sering memberi dampak yang lebih nyata daripada sekadar pindah generasi base.
3) Editor profesional, 3D, dan workload berat yang sustain:
- Biasanya lebih worth mengarah ke M4 Pro atau M4 Max karena paketnya memang pro: bandwidth memori jauh lebih tinggi, Thunderbolt 5, dan kesiapan untuk setup multi-perangkat.
4) Developer yang sering compile + banyak environment:
- Jika fokusmu build harian + efisiensi + mobilitas, M5 adalah opsi yang rapi.
- Jika kamu menjalankan VM/container berat, dataset besar, atau workflow yang “nempel meja” dengan periferal banyak, kelas Pro/Max lebih masuk akal.
Rekomendasi konfigurasi aman (praktis, bukan teori):
- Kantoran/mahasiswa + AI ringan: prioritaskan RAM yang “lega” agar multitasking tidak sesak; SSD cukup untuk dokumen + aplikasi + ruang kosong.
- Kreator konten: RAM lebih penting dari yang sering kamu kira, karena timeline, cache, dan asset membuat multitasking cepat berat; SSD sebaiknya tidak mepet supaya cache/export tidak bikin sistem terasa lambat.
- Developer: jika kamu pakai container/VM, RAM jadi penentu kenyamanan; SSD yang lega membantu environment dan dependency tidak bikin storage cepat penuh.
Strategi konfigurasi paling aman (biar tidak nyesel):
- Utamakan RAM sesuai beban kerja (karena tidak bisa di-upgrade belakangan).
- Pilih SSD dengan perhitungan realistis: file kerja + cache + ruang kosong 20–25%.
- Kalau kamu kreator, jangan remehkan “cache” dan “library” yang cepat membengkak. Banyak kasus “laptop kencang tapi sesak” datang dari SSD yang terlalu kecil.
Link resmi Apple (untuk pembaca)
- MacBook Pro (Indonesia): https://www.apple.com/id/macbook-pro/
- Spesifikasi Teknis MacBook Pro (Indonesia): https://www.apple.com/id/macbook-pro/specs/
- Apple Newsroom (Indonesia): https://www.apple.com/id/newsroom/
- Apple Support (Tech Specs): https://support.apple.com/
Kesimpulan
Kalau pertanyaannya “MacBook Pro M5 vs MacBook Pro M4, mana lebih worth?”, jawaban paling jujur adalah: tergantung kelas chip yang kamu bandingkan dan perangkat eksternal yang kamu pakai.
- Untuk perbandingan kelas base (M5 vs M4 base), M5 cenderung lebih worth karena menawarkan ruang kerja lebih lega (bandwidth memori) dan opsi SSD lebih tinggi, serta arah yang makin kuat untuk workflow AI harian. Ini cocok untuk mayoritas pengguna pro modern: kerja, kuliah, konten, dan multitasking serius.
- Untuk kebutuhan pro berat, keputusan sering bergeser ke M4 Pro/M4 Max karena kelasnya berbeda—bukan sekadar generasi. Thunderbolt 5 dan bandwidth memori yang lebih besar bisa mengunci value-nya untuk workstation portable.
Checklist 30 detik sebelum kamu checkout
- Kamu membandingkan kelas chip yang sama (base vs base, atau Pro/Max vs Pro/Max)?
- Setup kamu butuh Thunderbolt 5 atau Thunderbolt 4 sudah cukup?
- Kamu butuh SSD besar karena proyek dan cache cepat membengkak?
- Kamu kerja lebih sering mobile atau lebih sering “nempel meja” dengan periferal banyak?
- Prioritas kamu “AI harian + efisiensi” atau “workload berat + sustain performance”?
Kalau lima poin ini sudah jelas, pilihan biasanya tidak lagi membingungkan.
FAQ Singkat
Pertanyaan yang paling sering muncul sebelum beli
1. Kalau selisih harga tipis, pilih M5 atau M4 base?
Kalau selisihnya tipis, M5 umumnya lebih aman karena memberi ruang kerja lebih lega untuk multitasking dan penggunaan beberapa tahun ke depan, terutama saat AI makin rutin dipakai.
2. Kenapa M4 Pro/Max masih bisa lebih worth dari M5?
Karena itu kelas berbeda: bandwidth memori jauh lebih besar dan Thunderbolt 5 cocok untuk setup profesional dengan banyak periferal dan kebutuhan bandwidth tinggi.
3. Thunderbolt 5 penting untuk semua orang?
Tidak. Thunderbolt 5 terasa kalau kamu punya ekosistem pro (SSD super cepat, dock high-end, multi-peripheral). Kalau kebutuhanmu standar, Thunderbolt 4 biasanya cukup.
4. Baterai 24 jam itu pasti kejadian?
Itu angka klaim pengujian tertentu. Hasil nyata bisa berbeda tergantung kecerahan, aplikasi, video call, proses background, penggunaan monitor eksternal, dan kondisi baterai seiring waktu.
5. Lebih baik tambah RAM atau SSD?
Untuk banyak kasus, RAM adalah “pondasi” multitasking dan workflow berat. SSD penting untuk ruang kerja kreatif dan kenyamanan. Jika kamu ragu, prioritaskan RAM yang cukup dulu, lalu sesuaikan SSD dengan kebutuhan file proyekmu.