Skip to main content

Dukung konten teknologi independen berkualitas. Akses penuh ke semua tulisan premium TechCorner.ID untuk pembaca yang peduli seperti Anda. 👉 Info selengkapnya

×

NIST Cybersecurity Framework: Pengertian, Manfaat, dan Cara Implementasi di Bisnis Anda

NIST Cybersecurity Framework
NIST Cybersecurity Framework: Pengertian, Manfaat, dan Cara Implementasi di Bisnis Anda

Pendahuluan: Ancaman Siber Meningkat, Bisnis Tidak Boleh Lalai

Di tahun 2025, serangan siber semakin canggih, cepat, dan menyasar berbagai lapisan industri. Tidak hanya perusahaan besar, tetapi juga UMKM, startup, toko online, dan bisnis keluarga pun kini menjadi target empuk. Serangan phishing, ransomware, pembobolan akun cloud, hingga kebocoran data pelanggan sudah menjadi risiko harian yang tidak boleh dianggap remeh.

Kerugian akibat serangan siber tidak sebatas uang. Bisnis dapat kehilangan kepercayaan pelanggan, menghadapi tuntutan hukum, dan merasakan efek domino pada operasional. Di tengah situasi ini, pemilik bisnis membutuhkan panduan yang jelas tentang langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk memperkuat keamanan digital. Salah satu standar yang paling diakui global adalah NIST Cybersecurity Framework (NIST CSF).

Mengapa Kerangka Keamanan Dibutuhkan di 2025

Memasang berbagai aplikasi keamanan tidak cukup bila bisnis tidak memiliki kerangka kerja yang terukur. Framework dapat menjawab pertanyaan fundamental seperti:

  • Apa saja aset yang paling kritis?
  • Risiko apa yang paling berbahaya bagi bisnis?
  • Langkah keamanan mana yang harus diprioritaskan terlebih dahulu?
  • Bagaimana menilai perkembangan keamanan dari waktu ke waktu?

NIST CSF hadir sebagai panduan lengkap untuk membantu pemilik bisnis memahami risiko, menentukan prioritas, dan menerapkan kontrol keamanan yang relevan secara bertahap.

Apa Itu NIST dan NIST Cybersecurity Framework (CSF)?

NIST atau National Institute of Standards and Technology adalah lembaga pengembangan standar ilmiah dan teknis yang diakui secara internasional. Salah satu kontribusi terbesarnya di dunia keamanan informasi adalah NIST Cybersecurity Framework, sebuah kerangka yang dirancang untuk membantu organisasi mengidentifikasi, mengelola, dan mengurangi risiko siber dengan pendekatan yang terstruktur dan fleksibel.

Awalnya diluncurkan untuk industri infrastruktur kritis seperti energi dan kesehatan, NIST CSF kini digunakan secara luas oleh berbagai ukuran organisasi termasuk UMKM dan perusahaan teknologi digital.

Sejarah Singkat dan Tujuan Dibuatnya NIST CSF

Framework ini pertama kali diperkenalkan pada 2014 dan terus disempurnakan hingga versi terbarunya. Tujuan utamanya adalah memberikan model keamanan yang praktis, mudah dipahami oleh manajemen, dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.

Dengan fokus pada pendekatan berbasis risiko, NIST CSF membantu bisnis menentukan apa yang benar-benar penting untuk dilindungi dan bagaimana melindunginya dengan sumber daya yang terbatas.

Komponen Utama NIST Cybersecurity Framework

Untuk memahami penerapannya, NIST CSF dibagi ke dalam tiga komponen inti:

  1. Framework Core
  2. Implementation Tiers
  3. Profiles

Masing-masing komponen memiliki fungsi yang saling terhubung dan membantu organisasi membentuk strategi keamanan yang matang.

Core, Implementation Tiers, dan Profiles dalam Praktik

  • Core adalah pusat dari framework yang terdiri dari tujuan-tujuan keamanan, seperti pengelolaan aset, pengendalian akses, deteksi insiden, dan pemulihan operasional. Core memberi panduan langkah demi langkah yang dapat disesuaikan dengan konteks bisnis.
  • Implementation Tiers menggambarkan tingkat kematangan keamanan sebuah organisasi, mulai dari Tier 1 yang bersifat reaktif hingga Tier 4 yang adaptif dan proaktif. Ini membantu manajemen memahami sejauh mana integrasi keamanan diterapkan dalam proses bisnis sehari-hari.
  • Profiles adalah perbandingan antara kondisi keamanan saat ini dengan kondisi target yang ingin dicapai. Dengan profile, organisasi dapat menetapkan roadmap yang jelas dan terukur untuk menutup celah keamanan.

Fungsi Inti NIST CSF 2.0: Govern, Identify, Protect, Detect, Respond, Recover

Pada versi terbaru, NIST CSF 2.0 menggunakan enam fungsi inti yang membentuk fondasi keamanan menyeluruh:

  1. Govern
  2. Identify
  3. Protect
  4. Detect
  5. Respond
  6. Recover

Fungsi-fungsi ini bekerja sebagai siklus berkelanjutan untuk memastikan risiko dikurangi dan insiden dapat ditangani secara efektif.

Penjelasan Singkat Tiap Fungsi dan Contoh Penerapannya

  1. Govern

    Mencakup kebijakan, tata kelola, tanggung jawab keamanan, dan integrasi dengan strategi bisnis. Contohnya, menetapkan peran dan tanggung jawab keamanan, menentukan kebijakan akses, serta menilai dampak risiko terhadap tujuan bisnis.
  2. Identify

    Menentukan aset penting yang harus dilindungi, seperti sistem kasir, database pelanggan, server cloud, hingga aplikasi internal. Proses ini mencakup pengelompokan data dan identifikasi risiko yang paling mungkin terjadi.
  3. Protect

    Langkah-langkah untuk mencegah insiden keamanan, seperti menerapkan multi-factor authentication (MFA), enkripsi data, pelatihan karyawan, serta kebijakan penggunaan perangkat.
  4. Detect

    Mendeteksi aktivitas mencurigakan melalui monitoring log, alarm keamanan, atau perangkat lunak deteksi intrusi. Bisnis perlu memastikan sistem deteksi berjalan otomatis dan ditinjau secara rutin.
  5. Respond

    Merespons insiden dengan cepat melalui rencana respons insiden yang jelas. Termasuk menentukan siapa yang harus dihubungi, apa yang harus dihentikan, dan bagaimana mengomunikasikan hal tersebut kepada pihak internal maupun eksternal.
  6. Recover

    Memulihkan operasional bisnis setelah insiden, termasuk dari backup yang sudah diuji. Setelah pemulihan, organisasi perlu melakukan evaluasi penyebab dan memperkuat kontrol agar insiden serupa tidak terulang.

Manfaat NIST CSF untuk Bisnis di Indonesia

Mengadopsi NIST CSF memberikan berbagai keuntungan yang relevan bagi bisnis di Indonesia. Di era digital ini, kepercayaan pelanggan dan keamanan data telah menjadi nilai kompetitif penting.

Kepercayaan Pelanggan, Kepatuhan Regulasi, dan Daya Saing

Manfaat utama NIST CSF antara lain:

  • Meningkatkan kepercayaan pelanggan dan mitra bisnis
  • Mendukung kepatuhan terhadap regulasi dan standar industri
  • Mengurangi risiko kerugian finansial dan reputasi
  • Memudahkan komunikasi antara tim teknis dan manajemen

Cocok untuk Bisnis Besar Maupun UMKM Digital

Salah satu alasan NIST CSF banyak digunakan adalah kemampuannya untuk disesuaikan. UMKM dapat memulai dari langkah kecil, sementara perusahaan besar dapat menerapkannya secara komprehensif. Ini menjadikan NIST sangat relevan untuk berbagai tipe bisnis, terutama yang mulai beralih ke layanan digital.

Tantangan dan Kendala Implementasi NIST di Perusahaan

Walaupun manfaatnya besar, banyak organisasi menghadapi kendala saat menerapkan NIST CSF. Beberapa tantangan umum meliputi:

  • Keterbatasan SDM
  • Minimnya anggaran keamanan
  • Budaya keamanan yang belum terbentuk
  • Kurangnya pemahaman prioritas risiko

Keterbatasan SDM, Anggaran, dan Budaya Keamanan

  1. Keterbatasan SDM

    Tidak semua bisnis memiliki tim keamanan khusus. Banyak UMKM hanya mengandalkan satu teknisi untuk berbagai tugas.
  2. Keterbatasan anggaran

    NIST memungkinkan pendekatan bertahap sehingga bisnis bisa fokus pada kontrol berdampak tinggi dan biaya rendah seperti MFA, backup, dan pelatihan.
  3. Budaya keamanan yang lemah

    Banyak insiden terjadi karena kelalaian pengguna. Framework ini membantu membentuk kebiasaan baru melalui kebijakan dan pelatihan rutin.

Langkah Praktis Menerapkan NIST Cybersecurity Framework di Bisnis Anda

Penerapan NIST tidak harus dilakukan sekaligus. Bisnis dapat memulai secara bertahap sambil meningkatkan kontrol keamanan setiap bulannya.

1. Contoh Roadmap 30–90 Hari untuk UMKM dan Perusahaan Menengah

a) 0–30 Hari: Pemetaan Dasar

  • Identifikasi aset digital
  • Kelompokkan data sensitif
  • Lakukan penilaian risiko sederhana
  • Edukasi keamanan dasar pada seluruh karyawan

b) 31–60 Hari: Penentuan Prioritas & Penyusunan Profil

  • Tentukan Current Profile dan Target Profile
  • Pilih 3–5 kontrol prioritas
  • Dokumentasikan prosedur dasar

c) 61–90 Hari: Implementasi & Pengukuran

  • Terapkan kontrol utama
  • Buat rencana respons insiden
  • Tetapkan indikator keamanan
  • Lakukan evaluasi berkala

2. Contoh Kasus Bisnis di Indonesia dan Mini Checklist Implementasi

Agar lebih mudah dibayangkan, berikut contoh sederhana penerapan NIST CSF pada dua jenis bisnis yang banyak ditemui di Indonesia, disertai mini checklist yang bisa langsung Anda gunakan sebagai panduan awal.

a) Contoh 1: Toko Online Fesyen (UMKM)

Sebuah toko online yang berjualan lewat marketplace dan media sosial mengelola data pelanggan, riwayat transaksi, dan chat pemesanan.

  • Tantangan: akun marketplace pernah hampir diambil alih karena password lemah, serta ada karyawan yang menggunakan akun bersama.
  • Penerapan NIST secara praktis:
    • Identify: mencatat akun penting (marketplace, email bisnis, dompet digital).
    • Protect: mengaktifkan MFA di semua akun utama dan mengganti password menjadi unik.
    • Detect: mengecek notifikasi login dari lokasi yang tidak biasa.
    • Respond: menyiapkan langkah darurat bila akun dibobol (ubah password, hubungi dukungan platform).
    • Recover: menyimpan data pesanan di backup terpisah, sehingga operasional tetap bisa berjalan.

b) Contoh 2: Klinik Kesehatan Kecil

Klinik ini menyimpan data pasien, resep, dan laporan medis di komputer lokal dan cloud.

  • Tantangan: komputer pernah terkena malware, dan backup data tidak teratur.
  • Penerapan NIST secara praktis:
    • Govern: menetapkan kebijakan sederhana bahwa data pasien hanya boleh diakses staf tertentu.
    • Identify: mengklasifikasikan data rekam medis sebagai data sangat sensitif.
    • Protect: memasang antivirus yang selalu diperbarui dan membatasi instalasi aplikasi di komputer klinik.
    • Recover: menjadwalkan backup otomatis ke media eksternal atau cloud yang terenkripsi.

Berikut mini checklist implementasi NIST CSF yang bisa Anda pakai sebagai langkah awal:

Mini Checklist Implementasi NIST CSF untuk Bisnis di Indonesia

  • Govern
    • ☐ Ada penanggung jawab keamanan siber yang jelas
    • ☐ Ada kebijakan tertulis tentang penggunaan akun dan data
  • Identify
    • ☐ Daftar aset digital sudah dibuat (website, email, aplikasi kasir, cloud)
    • ☐ Data sensitif sudah diidentifikasi dan dikelompokkan
  • Protect
    • ☐ MFA aktif pada semua akun penting
    • ☐ Password unik dan tidak dibagi-bagi antar karyawan
    • ☐ Backup data terjadwal dan tersimpan di lokasi terpisah
  • Detect
    • ☐ Log akses akun penting dicek secara berkala
    • ☐ Ada mekanisme notifikasi atau alert untuk aktivitas mencurigakan
  • Respond
    • ☐ Rencana respons insiden sederhana sudah disusun (siapa melakukan apa)
    • ☐ Tersedia template komunikasi internal saat terjadi insiden
  • Recover
    • ☐ Proses pemulihan dari backup pernah diuji
    • ☐ Setelah insiden, selalu ada evaluasi untuk memperkuat kontrol keamanan

Checklist ini tidak menggantikan dokumentasi penuh NIST CSF, tetapi cukup sebagai “starter kit” agar pemilik bisnis di Indonesia bisa mulai melangkah tanpa merasa kewalahan.

FAQ Singkat

1. Apa itu NIST Cybersecurity Framework?

NIST CSF adalah kerangka standar internasional yang membantu organisasi mengidentifikasi, mengelola, dan mengurangi risiko siber secara terstruktur dan bertahap.

2. Apakah NIST wajib diterapkan oleh UMKM?

Tidak wajib, tetapi sangat direkomendasikan karena framework ini fleksibel, mudah diadaptasi, dan membantu UMKM meningkatkan keamanan tanpa biaya besar.

3. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menerapkan NIST?

UMKM umumnya bisa memulai fondasi dasar dalam 30–90 hari, kemudian meningkat bertahap sesuai kebutuhan dan kemampuan bisnis.

4. Apakah NIST hanya untuk perusahaan besar?

Tidak. NIST CSF bisa diterapkan organisasi dari berbagai ukuran baik UMKM, startup, hingga perusahaan enterprise.

5. Apa manfaat terbesar NIST bagi bisnis?

NIST membantu bisnis mengurangi risiko serangan, meningkatkan kepercayaan pelanggan, serta memberi struktur yang jelas untuk prioritas keamanan.

Sekian dulu, Terima Kasih dan Semoga Bermanfaat!.

Newest Post