NFT: Definisi, Cara Kerja, Biaya, Regulasi Indonesia (2025), serta Strategi Kreator & Investor
Admin 9/20/2025

Apa Itu NFT?
NFT (non-fungible token) adalah aset kripto unik yang mewakili kepemilikan atas suatu item umumnya karya seni digital, koleksi, tiket, atau aset dalam gim dengan bukti kepemilikan tercatat di blockchain. Tidak seperti token fungible (misalnya ETH atau BTC) yang saling dapat dipertukarkan 1:1, setiap NFT bersifat individual dengan ID berbeda.
Sejak 2021, NFT mencuri perhatian setelah karya Beeple “Everydays: The First 5000 Days” terjual seharga 69 juta dolar di balai lelang Christie’s momen yang mengangkat NFT ke panggung seni arus utama.
Di luar seni, NFT kini dipakai untuk koleksi olahraga (misalnya NBA Top Shot di blockchain Flow), keanggotaan/loyalty, tiket acara, hingga identitas digital dan gaming.
Dasar Teknis: Standar Token & Kepemilikan
NFT bekerja melalui smart contract di blockchain. Di Ethereum ekosistem NFT terbesar dua standar umum adalah ERC-721 (satu token = satu item unik) dan ERC-1155 (multi-token: bisa gabungan fungible & non-fungible dalam satu kontrak, efisien untuk batch minting).
Secara hukum, penting dicatat: membeli NFT tidak otomatis memindahkan hak cipta dari karya yang diwakili, kecuali lisensi atau kontrak secara eksplisit mengatur demikian. Banyak pembeli hanya memperoleh hak kepemilikan token beserta hak pakai yang dibatasi lisensi kreator.
ERC-721 vs ERC-1155
- ERC-721: cocok untuk karya one-of-one atau koleksi unik seperti profile picture. Memudahkan pelacakan kepemilikan item per tokenId.
- ERC-1155: ideal untuk gaming assets atau koleksi edisi banyak; mendukung transfer batch sehingga gas lebih efisien.
Penyimpanan Aset: IPFS, Arweave, dan Ketahanan Data
Sebagian besar NFT tidak menyimpan gambar/video langsung on-chain karena biaya tinggi. Praktiknya, metadata (tokenURI) menunjuk ke CID di IPFS atau ke permaweb seperti Arweave. Praktik terbaik adalah menggunakan IPFS CID (bukan URL HTTP biasa) dan rencanakan persistensi (pinning, Filecoin, atau simpan di Arweave) agar aset tidak hilang saat server mati.
- IPFS menyediakan content addressing (CID) sehingga file tak bisa diam-diam diubah; Filecoin menambah lapisan content persistence.
- Arweave menawarkan model “pay-once, store-forever” untuk ketahanan jangka panjang. Banyak standar Metaplex (Solana) menggunakannya untuk metadata dan asset.
Implikasi: saat audit koleksi, cek metadata (skema JSON), URI (IPFS/Arweave), dan lisensi. Ini mengurangi risiko rug pull akibat swap konten atau link rot.
Ekosistem & Marketplace Utama 2024–2025
Setelah musim panas NFT 2021, pasar sempat mendingin dan kemudian stabil. Total penjualan NFT 2024 sekitar 8,8 miliar dolar, sedikit naik dari 2023. Paruh pertama 2025, volume mencapai 2,8 miliar dolar turun tipis dari akhir 2024, tetapi jumlah transaksi melonjak, menandakan tiket masuk makin murah dan lebih banyak pembeli ritel aktif.
Di sisi marketplace, dinamika kompetisi berubah:
- Magic Eden (awal di Solana, kini lintas-chain termasuk Bitcoin Ordinals & Ethereum) beberapa kali memimpin pangsa pasar 2024 dan mendorong inovasi lintas rantai.
- Blur agresif dengan pro trader tooling dan airdrop, sempat memimpin 2023 awal 2024; namun pangsa berfluktuasi sepanjang 2024.
- OpenSea menghadapi penurunan volume karena tekanan kompetitif dan kebijakan royalti.
Royalties: Dari Wajib ke Opsional
Awalnya, narasi besar NFT adalah royalti kreator otomatis saat resale. Namun sejak 2023, OpenSea menutup alat Operator Filter dan beralih ke creator fee opsional. Dampaknya, banyak pasar lain mengikuti model fee non-wajib atau minimum.
Langkah ini memicu respons ekosistem, sementara Magic Eden dan mitra lain mencoba model “pro-royalty” via insentif. Intinya, royalti tak lagi terjamin di level protokol kreator perlu memikirkan utility/keanggotaan dan monetisasi selain royalti sekunder.
Biaya & Kinerja: Ethereum, L2, Solana, Polygon, Bitcoin
Biaya minting dan trading sangat dipengaruhi pilihan jaringan:
- Ethereum L1: pasca The Merge (15 Sep 2022), konsumsi energi turun ~99,95%. Sejak upgrade Dencun (Mar 2024, EIP-4844), biaya L2 anjlok hingga 10–100× (rollup fees sering hanya sen bahkan <1 sen), meski biaya L1 tetap fluktuatif.
- Layer-2 Ethereum (Arbitrum, Optimism, Base, Starknet, dkk.): pasca Dencun, banyak L2 mencatat biaya < $0,05 per transaksi; beberapa saat bahkan di bawah 1 sen.
- Solana: throughput tinggi, biaya transaksi sebagian kecil sen sering dikutip < $0,01—menjadikannya favorit high-frequency trading NFT.
- Polygon PoS: biaya rendah (sekitar sen), ekosistem kemitraan besar dengan brand hiburan.
- Bitcoin (Ordinals & Runes): sejak 2023 NFT bisa diukir langsung di Bitcoin; Runes (Apr 2024) memperkenalkan standar token baru. Biaya mengikuti kongesti jaringan—bisa melonjak saat momen hype seperti halving 2024.
Implikasi praktis 2025:
- Koleksi seni bernilai tinggi masih nyaman di Ethereum L1 (likuiditas + reputasi), tetapi mint dapat dialihkan ke L2 demi biaya.
- Gaming & utilitas bertransaksi sering condong ke Solana atau L2 karena latency & biaya.
- Eksperimen Bitcoin via Ordinals/Runes menarik untuk narasi scarcity & digital artifacts, namun biaya puncak bisa tinggi.
Kasus Penggunaan Nyata
Banyak brand dan penyelenggara acara memanfaatkan NFT untuk akses eksklusif, koleksi resmi, dan loyalty:
- NBA Top Shot: koleksi momen video resmi NBA di blockchain Flow.
- Ticketmaster: meluncurkan fitur token-gated ticketing, memberi prioritas akses bagi pemegang NFT. NFL juga bereksperimen dengan NFT ticket stubs di Polygon.
NFT untuk Tiket & Keanggotaan
NFT memudahkan presale eksklusif, bundling pengalaman (meet-and-greet), hingga keanggotaan yang dapat diverifikasi on-chain. Penyelenggara dapat menambah manfaat pasca acara (airdrop, proof of attendance), sehingga hubungan dengan fans berlanjut.
Regulasi & Pajak di Indonesia (2025)
Per 1 Agustus 2025, Indonesia mengubah skema pajak aset kripto: PPh dipangkas dan PPN dihapus, menggantikan aturan 2022. Pemerintah menarget pemungutan pajak lebih sederhana di tengah pertumbuhan adopsi.
Dari sisi pengawasan, UU P2SK (2023) mengamanatkan alih pengawasan aset kripto dari Bappebti ke OJK dalam periode transisi (target Januari 2025). Artinya, ke depan, pengembangan produk/layanan aset kripto (termasuk NFT sebagai bagian dari aset kripto/digital) akan semakin masuk kerangka layanan keuangan OJK.
Apa artinya untuk pelaku NFT?
- Kreator/marketplace domestik perlu memantau aturan OJK dan DJP terkini.
- Pembeli perlu menyadari kewajiban pajak atas transaksi di bursa terdaftar, serta mempertimbangkan bukti transaksi untuk pelaporan.
Studi Kasus Indonesia: Ghozali Everyday, Karafuru, Paras.id, dan TokoMall
- Ghozali Everyday (2022) — mahasiswa Indonesia yang menjual selfie harian sebagai NFT dan meraih sorotan internasional.
- Karafuru — proyek kolaborasi Museum of Toys yang sempat mencatat nilai transaksi fantastis; menggambarkan potensi IP lokal menembus pasar global.
- Paras.id — marketplace berbasis NEAR yang bermula dari Indonesia dan banyak menampilkan kreator lokal.
- TokoMall (Tokocrypto) — marketplace NFT milik exchange lokal yang mengumumkan terminasi layanan pada Oktober 2025; pelajaran penting tentang risiko platform dan urgensi ketahanan penyimpanan (IPFS/Arweave).
Strategi untuk Kreator & Brand
1) Rancang nilai berkelanjutan (beyond royalty).
Dengan royalti makin opsional, jadikan NFT sebagai kunci manfaat: member-only drops, kanal komunitas, token-gated perks, diskon, atau ticketing.
2) Pilih rantai sesuai kebutuhan.
- High-end art atau lelang: mint di L2 Ethereum (biaya rendah) dan bridge ke L1 untuk prestige/liquidity, atau langsung L1 saat butuh provenance maksimum.
- Gaming/utilitas: Solana atau Ethereum L2 (biaya & kinerja).
- Eksperimen koleksi artefak: Bitcoin Ordinals (perhatikan biaya saat padat).
3) Terapkan praktik metadata & storage terbaik.
- Pakai IPFS CID di metadata, pinning berlapis (IPFS + Filecoin), atau Arweave untuk permanence.
- Freeze metadata bila perlu untuk menjaga integritas koleksi.
4) Legal & lisensi jelas.
Jelaskan hak pembeli (hak pakai personal vs komersial), batasan (resale, merchandise), dan kepemilikan IP.
5) Go-to-market yang realistis.
- Supply: batasi edisi sesuai permintaan; gunakan allowlist agar mint adil.
- Harga: uji dutch auction, tiered pricing, atau paket utility.
- Distribusi: manfaatkan aggregator lintas marketplace untuk memperluas jangkauan.
6) Analitik & retensi.
Pantau holder cohort, sell-through, dan secondary spread. Gunakan airdrops bernilai guna (akses, upgrade) ketimbang random insentif.
Tips Keamanan & Risiko, serta FAQ Singkat
Keamanan & Risiko
- Phishing & tautan palsu: selalu verifikasi domain resmi marketplace/wallet, aktifkan hardware wallet untuk aset bernilai tinggi.
- Approval berbahaya: cek & batalkan token approval yang tak dipakai.
- Rug pull atau clone: periksa kontrak terverifikasi, riwayat tim, dan audit jika ada.
- Penyimpanan: hindari hotlink HTTP; utamakan IPFS CID/Arweave.
- Volatilitas: treat NFT sebagai aset berisiko tinggi; gunakan dana yang siap risk-off.
FAQ (Singkat)
Apakah membeli NFT berarti saya punya hak cipta karya?
Tidak otomatis. Hak cipta tetap pada kreator kecuali lisensi menyatakan transfer tertentu.
Mana jaringan termurah untuk mint?
Umumnya Ethereum L2 dan Solana. Pasca Dencun, biaya L2 bisa di bawah 1 sen pada periode sepi.
Apakah NFT masih hidup di 2025?
Ya nilai rata-rata per transaksi turun, tetapi jumlah transaksi naik; pasar beralih ke utilitas & harga terjangkau.
Bagaimana pajak NFT di Indonesia?
Mulai 1 Agustus 2025, pemerintah menyetel ulang skema pajak kripto (PPh turun, PPN dihapus).
Penutup: Ke Mana Arah NFT?
Gambar besarnya: teknologi & biaya makin efisien (Merge → Dencun → rollup era), marketplace makin kompetitif (lintas-chain, aggregator, model royalti baru), dan use case makin nyata (tiket, loyalti, koleksi resmi). Bagi Indonesia, regulasi yang kian matang (alih pengawasan ke OJK, pembaruan pajak 2025) memberi kepastian lebih, sekaligus tuntutan tata kelola yang baik.
Bagi kreator atau brand, kunci sukses bukan lagi floor price, melainkan retensi pemegang lewat manfaat berkelanjutan dan narasi yang kuat. Bagi kolektor atau investor, fokuslah pada tim yang kredibel, utilitas nyata, praktik storage baik, serta kedisiplinan manajemen risiko. Sekian dulu, Terima Kasih dan Semoga Bermanfaat!.