Web3 untuk Pemula: Apa Bedanya dengan Web2?
Admin 7/16/2025

Pengertian Web3 dan Evolusi Internet
Internet bukanlah entitas yang statis. Ia berkembang seiring kebutuhan manusia yang berubah. Perjalanan internet bisa dibagi ke dalam tiga generasi besar:
- Web1 (1990–2004): Internet awal yang hanya bersifat satu arah, statis, dan informatif. Pengguna hanya bisa “membaca” tanpa berinteraksi.
- Web2 (2004–sekarang): Munculnya media sosial, konten buatan pengguna, dan dominasi platform besar seperti Facebook, Google, dan YouTube. Di sinilah pengguna bisa “membaca dan menulis.”
- Web3 (2020 ke atas): Konsep baru di mana pengguna bisa “memiliki dan mengontrol” data mereka, dengan bantuan teknologi blockchain dan desentralisasi.
Web3 hadir sebagai solusi atas keterbatasan dan ketimpangan kontrol yang muncul di era Web2.
Apa Itu Web2 dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Web2 menandai era partisipasi pengguna secara masif. Di era ini, siapa pun bisa membuat konten, berbagi, dan berinteraksi. Namun, platform seperti Facebook, Google, dan Amazon menyimpan dan mengendalikan semua data yang diunggah.
Ciri-ciri utama Web2:
- Konten buatan pengguna: Blog, video, media sosial
- Sistem login terpusat: Email, Google/Facebook login
- Monetisasi iklan: Data pengguna dimonetisasi untuk iklan tertarget
- Ketergantungan pada platform: Anda harus patuh pada kebijakan platform
Contoh nyata adalah ketika akun pengguna bisa dihapus atau diblokir sewaktu-waktu karena melanggar aturan internal, tanpa mekanisme desentralisasi atau transparansi.
Apa Itu Web3 dan Mengapa Penting untuk Masa Depan?
Web3 adalah internet yang dibangun di atas jaringan blockchain publik dan sistem peer-to-peer. Web3 menghilangkan kebutuhan akan perantara dalam transaksi dan distribusi informasi. Di Web3, Anda tidak hanya menggunakan platform, tapi bisa memiliki bagian dari platform tersebut.
Mengapa Web3 penting?
- Privasi dan kontrol pengguna meningkat
- Model insentif baru dengan kripto dan token
- Mengurangi dominasi platform besar
- Mendorong transparansi dan keadilan digital
Dengan Web3, pengguna menjadi aktor utama dalam ekosistem digital. Anda bukan sekadar pengguna, tetapi pemilik dan kontributor aktif dalam jaringan.
Perbedaan Web3 dan Web2 dalam Berbagai Aspek
Aspek | Web2 | Web3 |
Arsitektur | Terpusat | Terdesentralisasi |
Kontrol Data | Dipegang perusahaan | Dipegang pengguna |
Monetisasi | Iklan dan data pengguna | Token, NFT, DeFi |
Identitas Digital | Akun/email | Wallet address (non-custodial) |
Kepercayaan | Pihak ketiga atau platform | Smart contract (kode program) |
Interaksi | Melalui platform | Peer-to-peer (P2P) |
Contoh Platform | Facebook, YouTube, Google | Ethereum, Filecoin, OpenSea, Uniswap |
Ciri-ciri Web3 yang Perlu Diketahui Pemula
1. Blockchain sebagai Fondasi Web3
Blockchain adalah sistem pencatatan digital yang aman dan transparan. Semua aktivitas, mulai dari transaksi hingga kontrak digital, dicatat secara permanen.
2. Dompet Kripto untuk Akses dan Identitas
Dompet digital seperti MetaMask, Phantom, atau Trust Wallet berfungsi sebagai pintu masuk ke dunia Web3. Anda bisa menyimpan aset digital, login ke dApp (decentralized apps), dan menandatangani transaksi.
3. Smart Contract sebagai Pengganti Pihak Ketiga
Smart contract menghilangkan kebutuhan akan notaris, bank, atau perantara lain. Misalnya, dalam penjualan NFT, smart contract otomatis mengatur pembayaran dan transfer kepemilikan.
4. DAO: Organisasi Digital Tanpa Bos
DAO atau Decentralized Autonomous Organization memungkinkan komunitas membuat keputusan kolektif melalui voting berbasis blockchain. Tidak ada CEO—hanya komunitas yang memegang kendali.
5. Tokenisasi: Insentif Digital dalam Web3
Token mewakili nilai atau akses. Contoh:
- Governance Token seperti $UNI (Uniswap), memungkinkan voting dalam DAO.
- NFT yang menunjukkan kepemilikan aset digital unik.
- Stablecoin seperti USDC yang merepresentasikan nilai dolar.
Kelebihan Web3 Dibandingkan Web2
1. Kontrol Data Pribadi
Pengguna tidak perlu menyerahkan data ke server pusat. Semua disimpan di wallet pribadi.
2. Sistem Insentif yang Adil
Pengguna yang berkontribusi pada platform bisa mendapatkan token sebagai reward. Contoh: pengguna dapat token dari staking, airdrop, atau aktivitas DAO.
3. Ketahanan terhadap Sensor
Konten dalam jaringan Web3 sulit disensor karena bersifat terdistribusi.
4. Interoperabilitas Lintas Platform
Identitas Web3 (contoh: wallet 0x123...) bisa digunakan di berbagai platform berbeda.
5. Transparansi
Semua transaksi dan aturan dapat dilihat publik melalui explorer blockchain seperti Etherscan.
Kelemahan dan Tantangan Penggunaan Web3 Saat Ini
Meskipun visinya ambisius, Web3 menghadapi hambatan nyata:
1. Kurva Pembelajaran Curam
Pemula masih kebingungan dengan konsep wallet, gas fee, dan smart contract.
2. Biaya Gas Mahal
Ethereum masih memiliki biaya tinggi untuk transaksi. Alternatif seperti Polygon dan Solana muncul, tapi belum dominan.
3. Skalabilitas
Blockchain publik terbatas dalam jumlah transaksi per detik. Solusi Layer 2 seperti Arbitrum dan Optimism sedang dikembangkan.
4. Risiko Keamanan
Scam, phishing, dan exploit kontrak pintar masih terjadi. Tanpa otoritas pusat, tanggung jawab sepenuhnya pada pengguna.
5. Ketidakpastian Regulasi
Beberapa negara membatasi atau bahkan melarang penggunaan kripto dan teknologi blockchain karena belum ada kerangka hukum yang jelas.
Contoh Aplikasi Web3 yang Sudah Populer
1. Uniswap
Platform pertukaran kripto terdesentralisasi (DeFi) terbesar, memungkinkan pengguna swap token tanpa perantara.
2. OpenSea
Marketplace NFT tempat pengguna membeli dan menjual karya digital.
3. Ethereum Name Service (ENS)
Mengubah alamat wallet menjadi nama yang mudah diingat, seperti namaanda.eth.
4. Lens Protocol
Platform media sosial Web3 yang tidak terikat pada satu server, melainkan disimpan di blockchain.
5. Decentraland & The Sandbox
Metaverse berbasis blockchain di mana pengguna bisa memiliki tanah virtual sebagai NFT.
Apakah Web3 Akan Menggantikan Web2?
Tidak dalam waktu dekat. Kemungkinan besar akan terbentuk model Web2.5, di mana platform Web2 mengintegrasikan komponen Web3, seperti:
- Login dengan wallet (SSO on-chain)
- Reward pengguna dengan token
- Fitur NFT di media sosial
- Program loyalitas berbasis blockchain
Seperti evolusi sebelumnya, Web3 bukan pengganti total, tapi penambahan lapisan fungsionalitas baru.
Perkembangan dan Potensi Web3 di Indonesia
Indonesia memiliki potensi besar dalam adopsi Web3:
1. Minat Masyarakat Tinggi
Terbukti dengan tingginya volume transaksi kripto, NFT lokal seperti Karafuru, dan kreator digital yang aktif di Web3.
2. Startup Web3 Lokal
Beberapa proyek lokal mencuri perhatian:
- Reku dan Pintu untuk pertukaran kripto
- KunciCoin untuk solusi blockchain lokal
- Kolektibel untuk NFT sport
3. Pendidikan dan Komunitas
Komunitas seperti IndoDAO, Web3ID, dan CryptoTalks aktif menyelenggarakan edukasi seputar Web3.
4. Regulasi Mulai Terbentuk
Bappebti sudah mengatur perdagangan aset kripto, meski regulasi Web3 secara menyeluruh masih terus dikembangkan.
5. Kolaborasi Pemerintah dan Swasta
Inisiatif tokenisasi aset dan proyek blockchain nasional mulai diuji coba, termasuk untuk sektor logistik, supply chain, dan dokumen kepemilikan digital.
Kesimpulan: Web3 sebagai Masa Depan Internet
Web3 adalah fase baru dari evolusi internet yang memberi kendali lebih besar pada pengguna. Meskipun tantangannya tidak sedikit, Web3 membuka peluang untuk dunia digital yang lebih transparan, adil, dan terdesentralisasi.
Bagi pemula, memahami Web3 sejak dini dapat menjadi investasi intelektual yang penting. Dengan terus berkembangnya ekosistem dan edukasi, Web3 perlahan akan menjadi bagian dari kehidupan digital sehari-hari tidak hanya untuk komunitas teknologi, tapi untuk semua orang.
Web3 bukan sekadar teknologi, tapi gerakan menuju internet yang lebih manusiawi, transparan, dan memberdayakan.
Referensi dan Sumber Tepercaya
- Ethereum Foundation – https://ethereum.org
- Web3 Foundation – https://web3.foundation
- CoinDesk – https://www.coindesk.com/learn
- Gavin Wood – “Web3 Vision” speech, 2014
- Bappebti & OJK RI – Rilis dan Draft Regulasi Kripto 2024–2025
- Web3ID Indonesia – https://web3id.org
- Etherscan Explorer – https://etherscan.io